Cinta terhianati
oleh afandi aritonang
pertama ku melihat mu
ku tak merasakan sentuhan akan Kau
sekian hari ku jumpa am mu
semakin ad getaran di dada ku
ku tak tau ap sebab nya
ku tak tau mengpa tiba-tiba demikian
semakin ku dekat dengan mu
semakin senang perasaan ini
ku tak menduga bahwa Kau
meninggalkan harapan
ku berjuang ingin memiliki mu
cara,pengobanan smua tlah aq lakukan
tetapi pda akhirnya
Kau pergi
pergi jauh ntah kmana
Kau slama ne yang mengatakan
kau jga yg mengingkari
kini perasaan ini membeku
kini ku tlah dihianati karna cinta mu yg palsu.
fatika risma
Selasa, 19 Maret 2013
cinta tak direstui
cinta tak direstui
Maafkan aku sayang ku tak memilihmu
Karena kedua orang tuaku tak suka padamu
Maafkan aku sayang ku tak memilihmu
Karena kedua orang tuaku sangat membencimu
Padahal aku setia kepadamu
Ku menyayangimu hingga akhir waktu
Padahal aku cinta kepadamu
Kan ku ingat selalu kenangan manismu
Padahal aku setia kepadamu
Ku menyayangimu hingga akhir waktu
Padahal aku cinta kepadamu
Kan ku ingat selalu kenangan manismu
Maafkan aku sayang ku tak memilihmu
Karena kedua orang tuaku tak suka padamu
Maafkan aku sayang ku tak memilihmu
Karena kedua orang tuaku tak suka padamu
Maafkan aku sayang ku tak memilihmu
Karena kedua orang tuaku sangat membencimu
Padahal aku setia kepadamu
Ku menyayangimu hingga akhir waktu
Padahal aku cinta kepadamu
Kan ku ingat selalu kenangan manismu
Padahal aku setia kepadamu
Ku menyayangimu hingga akhir waktu
Padahal aku cinta kepadamu
Kan ku ingat selalu kenangan manismu
Maafkan aku sayang ku tak memilihmu
Karena kedua orang tuaku tak suka padamu
Minggu, 10 Maret 2013
PERPISAHAN
DI BALIK SEBUAH PERPISAHAN
oleh agust hutabarat Teman, jika kembali kau mengingat lembaran lama yang telah lama kau tutup dan simpan atau mungkin sudah kau buang, makan kau akan kembali ke masa-masa sebelum ini. Tak terlalu jauh dan juga tak terlalu dekat, tapi cukup untuk menggugah kembali rasa yang semakin tak menentu itu. Rasa yang aneh, tapi bukan rasa cinta dan hawa nafsu, hanya sebuah rasa rindu akan saat-saat yang telah berlalu dan penuh kenangan.Ku beritahukan kepada mu sobat, jika dulu kita seperti apa dan sekarang seperti apa. Dan kau telah cukup dewasa untuk menemukan jawabannya, sehingga aku tak perlu mengumbar kata untuk mengingatkan mu, cukup lah aku hanya membangkitkan kenangan itu kembali agar tidak langsung mati terkubur oleh ruang dan waktu.
Kau ingat sobat, masa tiga atau empat tahun dari detik ini. Apa yang kita lakukan, apa yang kita pakai bahkan apa yang kita pikirkan. Walaupun setiap dari kita melakukan, memakai dan memikirkan banyak hal yang berbeda namun ada beberapa titik yang sama-sama kita pikirkan dan tak mungkin untuk kau pungkiri. Yaitu tentang sebuah persahabatan, tentang sebuah perpisahan dan tentang sebuah kerinduan.
Dulu saat ku ingat di masa yang sama, kita hanyalah sekumpulan remaja egois yang mencoba mencari jatidiri dan berdiri di atas ego jiwa yang menggebu-gebu. Sekumpulan anak muda yang mencoba untuk memamerkan diri kita di mata dunia. Saling bersaing menjadi yang terbaik dan akhirnya saling menjatuhkan dan berujung pada sebuah pertengkaran batin hingga permusuhan yang semakin lama semakin besar.
Kita hidup bagaikan mahkluk primitif dengan berkelompok-kelompok sesuai dengan ego masing-masing. Saling bentrok dengan kelompok lain yang juga memiliki ego tersendiri. Tak jarang dari kita saling menjatuhkan dan saling membenci, layaknya kehidupan manusia abad pertengahan.
Tapi aku yakin itu hanyalah sebuah proses pencapaian kedewasaan kita sobat. Sebuah tahap dalam pencarian jati diri seorang remaja di masa-masa peralihan usia. Walau demikian kalian semua telah menjadi beberapa penggalan mozaik kehidupanku yang akan aku tuliskan dalam buku kehidupanku.
Memang setiap masa ada waktunya dan memiliki peristiwa yang menandakan masa itu. Dulu kita hidup dalam ego kita dan berkelompok layaknya mahkluk primitif, tapi semuanya secara drastis berubah menjadi sebuah persahabatan yang indah. Sebuah komunitas sosial yang terpuji. Ego diri mulai dapat dikekang, perbedaan idealisme diri mulai saling memahami dan menghargai, semuanya satu dan saling mencintai dan merindukan.
Ku ingat masa itu sobat, masa kita SMA dulu di sekolah kita yang terpecil dari metropolisnya peradaban. SMA Negeri 2 Tarutung, kelas XII IPA 1 yang ku rindukan. Saat itu kita telah menjadi satu, masyarakat modern yang menghargai perbedaan. Mungkin sisa waktu yang semakin sempit telah menghangatkan hati kita dan merapatkan jurang yang selama ini menjadi penghalang antara persahabatan kita.
Tak ku lupakan teman, menjelang masa batas akhir itu seberapa sering kita berkumpul, bercanda, berbagi cerita tentang rencana masa depan masing-masing. Dari rumah ke rumah kita saling mengunjungi. Dan tak kan kulupakan rumah sobat-sobat ku terkhususnya Rumah Yessy, Rumah Wherdy, Rumah Hanny, Rumah Irvan dan Rumah Mesri. Rumah yang akan menceritakan cerita kita kelak.
Ku pastikan aku tak kan lupa itu teman. Setelah tiga atau empat tahun ini kita berpisah, kerinduan akan cerita kita kembali hidup layaknya bara api yang tertiup angin. Dan aku ingin segera menghidupkan cerita itu kembali, tapi kapan..????
Betapa aku telah hidup dengan caraku sendiri dan sejuta kesibukanku sendiri yang rasanya tak akan pernah habis hingga sisa usia ku. Ingin ku tuliskan semuanya, tapi aku tak tahu dari mana akan aku mulai dan dimana akan aku akhiri. Ku yakini cerita kita akan selalu abadi layaknya Amsal-amsal Daud. Dan kurasa walau aku menuliskannya di semua kertas dan dengan tinta yang ada di dunia ini, itu tidak akan cukup. Walau demikian, aku mencoba mengukirnya dijiwaku dengan setiap tetes darahku.
PUISI IBU
Puisi Bunda – Cahaya Hidupku
Advertisement
Kaulah pancaran cahaya hidupku
Memancarkan cahaya kasih
Yang tak pernah lengah
Meski nestapa meleburkan asa
Tutur katamu…
Adalah sebuah penerang jalanku
Menyinari hari-hariku yang suram
Bertabur cinta dan kasih sayang
Yang tak pernah hilang
Hujan…
Badai…
Ombak…
Tlah kau lalui..
Demi cintamu pada buah hati
Meski jiwamu bertabur sepi
Bunda…
Karnamu…
Karna jasamu
Karna Cintamu
Aku bisa seperti ini
Menitih jalan kehidupan
Yang penuh gelombang dan karang yang terjal
By : Diny Sukma
PERSAHABATAN
Puisi Persahabatan
Dan jika berkata, berkatalah kepada aku
tentang kebenaran persahabatan?..Sahabat
adalah kebutuhan jiwa, yang mesti terpenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan
kasih dan kau panen dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Karena kau menghampirinya saat hati lapa dan
mencarinya saat jiwa butuh kedamaian.
Bila dia bicara, mengungkapkan pikirannya, kau tiada takut
membisikkan kata tidak di kalbumu sendiri,
pun tiada kau menyembunyikan kata ya.
Dan bilamana ia diam, hatimu tiada kan
henti mencoba merangkum bahasa hatinya;
karena tanpa ungkapan kata, dalam rangkuman
persahabatan, segala pikiran, hasrat, dan
keinginan terlahirkan bersama dengan sukacita
yang utuh, pun tiada terkirakan.
Di kala berpisah dengan sahabat, janganlah berduka cita;
Karena yang paling kaukasihi dalam dirinya,
mungkin lebih cemerlang dalam ketiadaannya,
bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki,
nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.
Dan tiada maksud lain dari persahabatan
kecuali saling memperkaya ruh kejiwaan.
Karena kasih yang masih menyisakan pamrih,
di luar jangkauan misterinya, bukanlah kasih,
tetapi sebuah jala yang ditebarkan:
hanya menangkap yang tiada diharapkan.
Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenal pula musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu hingga kau senantiasa mencarinya,
Untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?
Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Karena dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria berbagi kebahagiaan.
Karena dalam titik-titik kecil embun pagi, hati manusia menemukan fajar jati dan gairah segar kehidupan.
Dan jika berkata, berkatalah kepada aku
tentang kebenaran persahabatan?..Sahabat
adalah kebutuhan jiwa, yang mesti terpenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan
kasih dan kau panen dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Karena kau menghampirinya saat hati lapa dan
mencarinya saat jiwa butuh kedamaian.
Bila dia bicara, mengungkapkan pikirannya, kau tiada takut
membisikkan kata tidak di kalbumu sendiri,
pun tiada kau menyembunyikan kata ya.
Dan bilamana ia diam, hatimu tiada kan
henti mencoba merangkum bahasa hatinya;
karena tanpa ungkapan kata, dalam rangkuman
persahabatan, segala pikiran, hasrat, dan
keinginan terlahirkan bersama dengan sukacita
yang utuh, pun tiada terkirakan.
Di kala berpisah dengan sahabat, janganlah berduka cita;
Karena yang paling kaukasihi dalam dirinya,
mungkin lebih cemerlang dalam ketiadaannya,
bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki,
nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.
Dan tiada maksud lain dari persahabatan
kecuali saling memperkaya ruh kejiwaan.
Karena kasih yang masih menyisakan pamrih,
di luar jangkauan misterinya, bukanlah kasih,
tetapi sebuah jala yang ditebarkan:
hanya menangkap yang tiada diharapkan.
Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenal pula musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu hingga kau senantiasa mencarinya,
Untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?
Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Karena dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria berbagi kebahagiaan.
Karena dalam titik-titik kecil embun pagi, hati manusia menemukan fajar jati dan gairah segar kehidupan.
Langganan:
Postingan (Atom)